Pertama, Ibunda adalah orang pertama yang berani memberikan nyawanya untuk kita. Tahukah kita bahwa ibu merupakan satu satunya orang yang terbukti mau mempertaruhkan segenap hidupnya demi kebahagiaan kita. Saat kita berada dalam kandungan maka tiap langkahnya begitu hati-hati, kata-katanya dijaga dan ada berjuta perlakuan istimewa lainnya. Saat hari kelahiran telah mendekat, ibunda makin kepayahan dan hampir saja tak bisa bergerak, siang malam yang ada dalam pikirannya hanyalah kita…!
Beliau tak pernah memikirkan dirinya, yang dipikirkan cuma keselamatan dan kebahagiaan calon buah hati yang telah diamanatkan oleh ALLAH SWT.
Ketika saat untuk melahirkan datang ia pun bertekad untuk melakukan hal terbaik, ia rela meninggalkan dunia ini asal sang buah hati bisa lahir dengan selamat. Segenap hidup dan matinya telah dipasrahkan kepada ALLAH SWT, baginya dirinya tak begitu penting asal janin yang dikandungnya kelak bisa bahagia di dunia ini. Sungguh perjuangan dan saat-saat ibu mengalami hal ini tak pernah boleh kita lupakan, karena belum ada manusia lain yang bisa melakukan ini selain ibu kita.
Kedua, Mengasuh anak dengan penuh cinta dan kasih sayang. Jika kita kehilangan inspirasi atau motivasi dalam mencintai seseorang maka belajarlah pada sang ibunda tercinta. Ibu adalah sosok teladan yang bisa kita jadikan sebagai sumber kekuatan dalam membina ketulusan cinta. Apa yang ibunda lakukan bukan karena harta, tetapi beliau memberikan cinta hanya karena kita ingin bahagia, sukses dan selalu berdaya dalam menghadapi segala situasi. Dengan bekal cinta dan kasih bunda yang tulus maka seorang anak akan berkembang dan maju sebagai manusia yang kuat dan berguna bagi orang lain. Anak-anak yang dibesarkan dengan rasa cinta akan punya toleransi yang tinggi dan jauh dari sikap angkuh, tidak sombong dan tak banyak mengeluh ketika menghadapi kesulitan.
Ketiga, Ibunda rela tinggal digubug derita asal sang anak bisa hidup layak. Kita sering mendapati bagaimana orang yang sangat sukses tetapi begitu rendah hati. Ia sangat pandai menghargai semua orang, bahkan kepada pengemis pun dia begitu baik sikapnya. Kita pasti bisa membayangkan betapa baiknya orang tadi, kalau pada peminta-minta saja sangat santun maka kita tak perlu bertanya bagaimana sikap dia ke sesama. Suatu hari sebagian orang pun bertanya mengapa ia bisa melakukan hal ini? Maka dengan nada rendah hati ia menjawab jika hal itu terinspirasi dari sang ibunda, bagaimana dulu orang tuanya hidup dalam kekurangan secara ekonomi, tetapi mereka tak pernah lupa untuk menyiapkan hal-hal penting hingga dirinya bisa tinggal di istana dan mencapai kesuksesan seperti sekarang.
Keempat, Ibunda rela menjadi budak sang anak… Tampaknya hal ini kadang kita lupakan, kita kadang tak sadar kalau terlalu sering memerintah kepada ibu yang telah melahirkan kita dengan taruhan nyawanya. Seberat apapun perintah itu selalu dijalankan oleh ibunda, beliau melakukan dengan hati yang ikhlas karena rasa cintanya yang demikian tinggi kepada anak-anaknya. Hal-hal seerti ini memang kadang baru disadari oleh sang anak ketika beliau telah pergi untuk selama-lamanya. Apakah ibunda mengeluh ketika mendapat perintah dari anaknya ? Ternyata tidak, beliau menanggapinya dengan senyuman, menjalankan perintah itu dengan semangat dan ketika semua perintah telah dijalankan beliau pun tidak kecewa karena tak pernah mendapat ucapan terima kasih dari kita. Sungguh…hal-hal ini jangan pernah kita lupakan…, catat baik-baik dalam hati dan pikiran kita , karena itu akan sangat berguna dalam hidup kita.
Kelima, kesabaran tanpa batas seorang ibunda yang dibentak anaknya. Memang keterlaluan jika anak yang telah dikandung, diasuh dan dibesarkan berani membentak ibundanya. Cuek bebek dan main kasar dengan ibunda merupakan cermin hati yang keras, meski ibunda sakit mendapat perlakuan yang tak semestinya tetapi beliau tetap mau memaafkan kesalahan anak-anaknya. Rasa sakitnya hanya sementara, ia anggap itu hanya luka kecil yang akan sembuh dengan sendirinya. Kalau diibaratkan maka kesabaran sang bunda itu bagaikan samudera yang luas, sementara tindakan anak yang kejam kepada bunda laksana bangkai-bangkai berbau busuk yang dilempar ke tengah lautan, namun kita tahu bangkai itu tak akan membuat samudera hati bunda berbau busuk, justeru bangkai itu lama kelamaan akan lenyap dengan sendirinya lewat doa tulus sang ibunda.
Keenam, Doa tulus sang Ibunda yang tak pernah berhenti. Mungkin harus kita akui jika seorang anak sering lupa untuk mendoakan ibundanya, namun tidak demikian dengan ibunda, beliau selalu berdoa untuk kebaikan kita, senakal apapun dan sekejam apapun maka ibunda tetap menggantungkan harapan baik kepada kita. Beliau tak pernah lelah dan tak pernah bosan untuk menasehati kita, mungkin kelak kita akan sangat menyesal ketika kita ingat bagaimana kita selalu membantah tiap nasehat baik yang diberikan oleh ibunda. Kita akan rindu saat saat dinasehati oleh sang bunda, kita pun mengejar bayang-bayang sang bunda, namun sayang bayang-bayang itu tak mungkin lagi kembali dalam hidup ini..
Ketujuh,… Kita adalah hasil perjuangan ibunda. Mungkin kini kita begitu gagah, teramat hebat di depan orang lain hingga tak ada satupun yang bisa mengalahkan kita, tetapi jangan pernah lupa masih ada yang lebih hebat dari kita. Beliau mungkin saja tak bisa membaca, tidak lebih pintar dari kita, atau mungkin tak secantik puteri dunia, tetapi beliau inilah yang telah diberi kepercayaan oleh ALLAH SWT untuk menjadikan kita hingga seperti sekarang. Dialah Ibunda kita… yang akan meningggalkan kita atau kini bisa saja telah tiada. Bagi kita yang kini masih hidup bersama ibunda maka mari kita perbaiki bersama sikap-sikap yang tak semestinya, karena jika tidak maka kita pasti akan menjadi orang-orang yang paling menyesal dikemudian hari. Insya ALLAH kita semua bisa menjadi orang yang lebih baik dan lebih lembut sikapnya kepada ibunda kita tercinta. Amin.
Beliau tak pernah memikirkan dirinya, yang dipikirkan cuma keselamatan dan kebahagiaan calon buah hati yang telah diamanatkan oleh ALLAH SWT.
Ketika saat untuk melahirkan datang ia pun bertekad untuk melakukan hal terbaik, ia rela meninggalkan dunia ini asal sang buah hati bisa lahir dengan selamat. Segenap hidup dan matinya telah dipasrahkan kepada ALLAH SWT, baginya dirinya tak begitu penting asal janin yang dikandungnya kelak bisa bahagia di dunia ini. Sungguh perjuangan dan saat-saat ibu mengalami hal ini tak pernah boleh kita lupakan, karena belum ada manusia lain yang bisa melakukan ini selain ibu kita.
Kedua, Mengasuh anak dengan penuh cinta dan kasih sayang. Jika kita kehilangan inspirasi atau motivasi dalam mencintai seseorang maka belajarlah pada sang ibunda tercinta. Ibu adalah sosok teladan yang bisa kita jadikan sebagai sumber kekuatan dalam membina ketulusan cinta. Apa yang ibunda lakukan bukan karena harta, tetapi beliau memberikan cinta hanya karena kita ingin bahagia, sukses dan selalu berdaya dalam menghadapi segala situasi. Dengan bekal cinta dan kasih bunda yang tulus maka seorang anak akan berkembang dan maju sebagai manusia yang kuat dan berguna bagi orang lain. Anak-anak yang dibesarkan dengan rasa cinta akan punya toleransi yang tinggi dan jauh dari sikap angkuh, tidak sombong dan tak banyak mengeluh ketika menghadapi kesulitan.
Ketiga, Ibunda rela tinggal digubug derita asal sang anak bisa hidup layak. Kita sering mendapati bagaimana orang yang sangat sukses tetapi begitu rendah hati. Ia sangat pandai menghargai semua orang, bahkan kepada pengemis pun dia begitu baik sikapnya. Kita pasti bisa membayangkan betapa baiknya orang tadi, kalau pada peminta-minta saja sangat santun maka kita tak perlu bertanya bagaimana sikap dia ke sesama. Suatu hari sebagian orang pun bertanya mengapa ia bisa melakukan hal ini? Maka dengan nada rendah hati ia menjawab jika hal itu terinspirasi dari sang ibunda, bagaimana dulu orang tuanya hidup dalam kekurangan secara ekonomi, tetapi mereka tak pernah lupa untuk menyiapkan hal-hal penting hingga dirinya bisa tinggal di istana dan mencapai kesuksesan seperti sekarang.
Keempat, Ibunda rela menjadi budak sang anak… Tampaknya hal ini kadang kita lupakan, kita kadang tak sadar kalau terlalu sering memerintah kepada ibu yang telah melahirkan kita dengan taruhan nyawanya. Seberat apapun perintah itu selalu dijalankan oleh ibunda, beliau melakukan dengan hati yang ikhlas karena rasa cintanya yang demikian tinggi kepada anak-anaknya. Hal-hal seerti ini memang kadang baru disadari oleh sang anak ketika beliau telah pergi untuk selama-lamanya. Apakah ibunda mengeluh ketika mendapat perintah dari anaknya ? Ternyata tidak, beliau menanggapinya dengan senyuman, menjalankan perintah itu dengan semangat dan ketika semua perintah telah dijalankan beliau pun tidak kecewa karena tak pernah mendapat ucapan terima kasih dari kita. Sungguh…hal-hal ini jangan pernah kita lupakan…, catat baik-baik dalam hati dan pikiran kita , karena itu akan sangat berguna dalam hidup kita.
Kelima, kesabaran tanpa batas seorang ibunda yang dibentak anaknya. Memang keterlaluan jika anak yang telah dikandung, diasuh dan dibesarkan berani membentak ibundanya. Cuek bebek dan main kasar dengan ibunda merupakan cermin hati yang keras, meski ibunda sakit mendapat perlakuan yang tak semestinya tetapi beliau tetap mau memaafkan kesalahan anak-anaknya. Rasa sakitnya hanya sementara, ia anggap itu hanya luka kecil yang akan sembuh dengan sendirinya. Kalau diibaratkan maka kesabaran sang bunda itu bagaikan samudera yang luas, sementara tindakan anak yang kejam kepada bunda laksana bangkai-bangkai berbau busuk yang dilempar ke tengah lautan, namun kita tahu bangkai itu tak akan membuat samudera hati bunda berbau busuk, justeru bangkai itu lama kelamaan akan lenyap dengan sendirinya lewat doa tulus sang ibunda.
Keenam, Doa tulus sang Ibunda yang tak pernah berhenti. Mungkin harus kita akui jika seorang anak sering lupa untuk mendoakan ibundanya, namun tidak demikian dengan ibunda, beliau selalu berdoa untuk kebaikan kita, senakal apapun dan sekejam apapun maka ibunda tetap menggantungkan harapan baik kepada kita. Beliau tak pernah lelah dan tak pernah bosan untuk menasehati kita, mungkin kelak kita akan sangat menyesal ketika kita ingat bagaimana kita selalu membantah tiap nasehat baik yang diberikan oleh ibunda. Kita akan rindu saat saat dinasehati oleh sang bunda, kita pun mengejar bayang-bayang sang bunda, namun sayang bayang-bayang itu tak mungkin lagi kembali dalam hidup ini..
Ketujuh,… Kita adalah hasil perjuangan ibunda. Mungkin kini kita begitu gagah, teramat hebat di depan orang lain hingga tak ada satupun yang bisa mengalahkan kita, tetapi jangan pernah lupa masih ada yang lebih hebat dari kita. Beliau mungkin saja tak bisa membaca, tidak lebih pintar dari kita, atau mungkin tak secantik puteri dunia, tetapi beliau inilah yang telah diberi kepercayaan oleh ALLAH SWT untuk menjadikan kita hingga seperti sekarang. Dialah Ibunda kita… yang akan meningggalkan kita atau kini bisa saja telah tiada. Bagi kita yang kini masih hidup bersama ibunda maka mari kita perbaiki bersama sikap-sikap yang tak semestinya, karena jika tidak maka kita pasti akan menjadi orang-orang yang paling menyesal dikemudian hari. Insya ALLAH kita semua bisa menjadi orang yang lebih baik dan lebih lembut sikapnya kepada ibunda kita tercinta. Amin.
0 komentar:
Post a Comment