Bunga Kemuning dikenal menghasilkan wangi yang tajam terutama pada malam hari. Bagi mereka yang kurang mengetahui karateristik dari bunga Kemuning ini kadang-kadang beranggapan di pohon kemuning bersemayam hantu kuntilanak. Dahulu waktu penulis masih tinggal di Yogyakarta pohon Kemuning yang di rumah juga terdapat Anggrek Merpati. Kedua bunga dari dua jenis tanaman ini apabila sedang mekar mempunyai karateristik harum mewangi pada malam hari. Apabila ada meniru teknik ini bisa dipastikan seluruh halaman rumah ada akan harum semerbak terutama pada malam hari.
Kemuning biasa tumbuh liar di semak belukar, tepi hutan, atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Kemuning dapat ditemukan sampai ketinggian ± 400 m dpl. Variasi morfologi besar sekali. Yang biasa ditanam untuk memagari pekarangan, biasanya jenis yang berdaun kecil dan lebat. Semak atau pohon kecil, bercabang banyak, tinggi 3 - 8 m, batangnya keras, beralur, tidak berduri. Daunnya seperti daun jeruk, cuma berukuran lebih kecil. Daun majemuk, bersirip ganjil dengan anak daun 3 - 9,. letak berseling. Helaian anak daun bertangkai, bentuk bulat telur sungsang atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata atau agak beringgit, panjang 2 - 7 cm, lebar 1 - 3 cm, permukaan licin, mengilap, wamanya hijau, bila diremas tidak berbau. Bunga majemuk berbentuk tandan, 1 - 8, warnanya putih, wangi, keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Buah buni berdaging, bulat telur atau bulat memanjang, panjang 8 - 12 mm, masih muda hijau setelah tua merah mengilap, berbiji dua.
Kemuning (Murraya paniculata) atau nama sinonimnya Murraya exotica L.; Murraya banati Elm;Chalas paniculata, merupakan tumbuhan tropis yang dapat mencapai tinggi 7 meter dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman kemuning yang memiliki nama daerah Kamuning (Sunda, Menado, Makasar), Kemuning atau Kumuning (Jawa), Kemoning (Bali), Kamuni (Bima), Kamuniang (Padang) dan Kamoni (Ambon). Kemuning disebut juga Orangejasmine dalam bahasa Inggris karena tanaman ini memiliki bentuk bunga seperti melati (putih dan kecil) serta wanginya pun harum ini.
Komposisi :KANDUNGAN KIMIA :
Daun kemuning mengandung cadinene, methyl-anthranilate, bisabolene, P-earyophyllene, geraniol, carene-3, eugenol, citronellol, methyl-salicylate, s-guaiazulene, osthole, paniculatin, tanin, dan coumurrayin. Kulit batang mengandung mexotioin, 5-7-dimethoxy-8- (2,3-dihydroxyisopentyl) coumarin. Sedangkan bunga kemuning mengandung scopeletin, dan buahnya mengandung semi-ec-carotenone.
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan
Plantae
Eudicots
Rosids
Ordo
Sapindales
Famili
Rutacea
Genus
Murraya
Spesies
M. Paniculata
Nama Binominal
Murraya Paniculata
(L) Jack
Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian :
Infus daun kemuning dengan dosis 1.000 mg serbuk/kg bb mencit albino pada percobaan analgesik dengan bahan pembanding asetosal 52 mg/kg bb, memberikan efek analgesik (Pudjiastuti, dkk., Cermin Dunia Kedokteran No.59, 1989).
Infus daun kemuning dengan dosis 210 mg, 420 mg dan 840 mgl 200 g bb diberikan per oral pada tikus sesaat sebelum penyuntikkan 0,2 ml larutan karagenin 1 % dalam NACI fisiologis secara subplantar (zat pembuat udern buatan). Pada infus daun kemuning dengan dosis 840 mg/200 g bb menunjukkan efek anti-inflamasi mendekati natrium diklofenak dengan dosis 8 mg/200 g bb yang digunakan sebagai pembanding (Farida Ibrahim, Jubeini, Katrin, Rosrini, Jurusan Farmasi FMIPA Ul - warta Perhipba No.Lllll, Jan-Maret 1995).
Infus daun kemuning 10%, 20%, 30%, 40% sebanyak 0,5 ml pada mencit dapat menurunkan berat badan secara bermakna (Ika Murni Sugiarti, Jurusan Biologi FMIPA UNAIR, 1990).
Karena kandungan-kandungan tersebut, kemuning dikenal pula bisa berkhasiat sebagai obat, baik pada bagian daun, ranting, akar dan juga kulit batang. Kemuning berkhasiat sebagai pemati rasa (anestesia), penenang (sedatif), antiradang, anti-rematik, anti-tiroid, penghilang bengkak, pelancar peredaran darah dan penghalus kulit.
Sumber:
http://flora-faunaindonesia.blogspot.com/2012/04/bunga-kemuning-dikenal-menghasilkan.html
Kemuning biasa tumbuh liar di semak belukar, tepi hutan, atau ditanam sebagai tanaman hias dan tanaman pagar. Kemuning dapat ditemukan sampai ketinggian ± 400 m dpl. Variasi morfologi besar sekali. Yang biasa ditanam untuk memagari pekarangan, biasanya jenis yang berdaun kecil dan lebat. Semak atau pohon kecil, bercabang banyak, tinggi 3 - 8 m, batangnya keras, beralur, tidak berduri. Daunnya seperti daun jeruk, cuma berukuran lebih kecil. Daun majemuk, bersirip ganjil dengan anak daun 3 - 9,. letak berseling. Helaian anak daun bertangkai, bentuk bulat telur sungsang atau jorong, ujung dan pangkal runcing, tepi rata atau agak beringgit, panjang 2 - 7 cm, lebar 1 - 3 cm, permukaan licin, mengilap, wamanya hijau, bila diremas tidak berbau. Bunga majemuk berbentuk tandan, 1 - 8, warnanya putih, wangi, keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Buah buni berdaging, bulat telur atau bulat memanjang, panjang 8 - 12 mm, masih muda hijau setelah tua merah mengilap, berbiji dua.
Kemuning (Murraya paniculata) atau nama sinonimnya Murraya exotica L.; Murraya banati Elm;Chalas paniculata, merupakan tumbuhan tropis yang dapat mencapai tinggi 7 meter dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman kemuning yang memiliki nama daerah Kamuning (Sunda, Menado, Makasar), Kemuning atau Kumuning (Jawa), Kemoning (Bali), Kamuni (Bima), Kamuniang (Padang) dan Kamoni (Ambon). Kemuning disebut juga Orangejasmine dalam bahasa Inggris karena tanaman ini memiliki bentuk bunga seperti melati (putih dan kecil) serta wanginya pun harum ini.
Komposisi :KANDUNGAN KIMIA :
Daun kemuning mengandung cadinene, methyl-anthranilate, bisabolene, P-earyophyllene, geraniol, carene-3, eugenol, citronellol, methyl-salicylate, s-guaiazulene, osthole, paniculatin, tanin, dan coumurrayin. Kulit batang mengandung mexotioin, 5-7-dimethoxy-8- (2,3-dihydroxyisopentyl) coumarin. Sedangkan bunga kemuning mengandung scopeletin, dan buahnya mengandung semi-ec-carotenone.
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan
Plantae
Eudicots
Rosids
Ordo
Sapindales
Famili
Rutacea
Genus
Murraya
Spesies
M. Paniculata
Nama Binominal
Murraya Paniculata
(L) Jack
Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian :
Infus daun kemuning dengan dosis 1.000 mg serbuk/kg bb mencit albino pada percobaan analgesik dengan bahan pembanding asetosal 52 mg/kg bb, memberikan efek analgesik (Pudjiastuti, dkk., Cermin Dunia Kedokteran No.59, 1989).
Infus daun kemuning dengan dosis 210 mg, 420 mg dan 840 mgl 200 g bb diberikan per oral pada tikus sesaat sebelum penyuntikkan 0,2 ml larutan karagenin 1 % dalam NACI fisiologis secara subplantar (zat pembuat udern buatan). Pada infus daun kemuning dengan dosis 840 mg/200 g bb menunjukkan efek anti-inflamasi mendekati natrium diklofenak dengan dosis 8 mg/200 g bb yang digunakan sebagai pembanding (Farida Ibrahim, Jubeini, Katrin, Rosrini, Jurusan Farmasi FMIPA Ul - warta Perhipba No.Lllll, Jan-Maret 1995).
Infus daun kemuning 10%, 20%, 30%, 40% sebanyak 0,5 ml pada mencit dapat menurunkan berat badan secara bermakna (Ika Murni Sugiarti, Jurusan Biologi FMIPA UNAIR, 1990).
Karena kandungan-kandungan tersebut, kemuning dikenal pula bisa berkhasiat sebagai obat, baik pada bagian daun, ranting, akar dan juga kulit batang. Kemuning berkhasiat sebagai pemati rasa (anestesia), penenang (sedatif), antiradang, anti-rematik, anti-tiroid, penghilang bengkak, pelancar peredaran darah dan penghalus kulit.
Sumber:
http://flora-faunaindonesia.blogspot.com/2012/04/bunga-kemuning-dikenal-menghasilkan.html
0 komentar:
Post a Comment